Jumat, 21 Februari 2014

kerja keras akan berbuah keberhasilan: ini bukan mantra sihir!!!

Di SMP Juara Bandung terdapat berbagai macam Ekstrakurikuler sebagai wadah minat dan bakat para siswa di luar bidang akademik. Salahsatunya adalah Junsa, kependekan dari Jurnalistik dan Sastra. Junsa mewadahi siswa yang memiliki minat dalam tulis menulis, baik itu puisi, artikel, cerpen, dan lain sebagainya. Program rutin Junsa adalah penerbitan mading alias majalah dinding. Yang sebenarnya kalau di sekolah adanya mapan alias majalah papan, karena tertempel di papan yang dilapisi karpet bukan tembok.(hihii..) :) Di setiap bulan, Junsa menerbitkan mading yang temanya menyesuaikan dengan hari-hari penting yang ada di bulan tersebut.

Sabtu, 15 Februari kemarin Junsa mengikuti Lomba Membuat Mading yang diadakan oleh LSM Teens Institute di Pusdai, Bandung. Kegiatan yang juga didukung oleh majalah Annida dan Pemkot Bandung ini diawali dengan tausyiah dan pemaparan bagaimana membuat mading yang baik. Lomba ini diikuti oleh 20 tim yang mewakili sekolahnya masing-masing. 

Hari Sabtu itu adalah "best moment" kalau kata siswa saya bilang. Karena untuk pertama kalinya Junsa menyumbangkan sebuah piala untuk sekolah tercinta SMP Juara Bandung. (Alhamdulillah...) Tak tanggung-tanggung pula langsung Juara I se Kota Bandung. :)

Alhamdulillah kerja keras selama ini berbuah keberhasilan yang manis... man jadda wa jadda :)

Perwakilan Tim Junsa Yang Mengikuti Lomba (Ki-Ka: Lika, Ditha, Lala, Dhini, Arin)

Tema kegiatan tersebut adalah "Tinta Cinta untuk Allah, Rasul, dan Sesama". Kru Junsa mengartikannya bahwa bagaimana caranya agar kita bisa berbagi tulisan kita dalam rangka mengajak pembaca mading untuk melakukan kebaikan. Kebaikan agar pembaca mading lebih bisa Taat pada Allah, lebih Meneladani Rasulullah, dan lebih menyayangi sesama. Semuanya terangkum pada Judul Mading Junsa yaitu, "Untaian Kata Bermakna Cinta". Semoga kami bisa jauh lebih baik lagi dan bisa penjadi penerus kebaikan ini. Aamiin. :)

tangisan al-khazin :'-)

Kalau jam kewalikelasan datang sekarang-sekarang anak-anak lagi nagih nonton terus.., karena koleksi film belum bertambah terpikir sebuah ide. *AHA!*

Akhirnya saya mengizinkan jam kewalikelasan digunakan untuk nonton, dengan syarat videonya gimana saya...anak-anak pun setuju...

Sebelum acara nonton, ada acara tukar cemilan biar acara nontonnya lebih seru. Meskipun saya tahu makanan itu tidak akan menjadi fokus perhatian ketika nonton nanti. Masing-masing kita memilih seseorang untuk mendapatkan cemilan kita sambil mengatakan kata-kata motivasi. Acara berlangsung meriah, apalagi ketika giliran yoga-yogi (kembar yang gak terlalu akur, tapi saling perhatian) teman-temannya memberi kata-kata motivasi "Sing akur nya jeung Aa" (Yang damai yah dengan kakak). Semuanya bergemuruh... :)

Waktu nonton pun tiba...

Diawali dengan powerpoint tentang saya. Kisah saya dan orangtua dari kecil sampai sekarang. Termasuk foto-foto masa kecil saya, yang lumayan dicengcengin sama anak-anak. -_-"

Dilanjutkan dengan video tentang kisah pohon apel, ada yang pernah nonton?
ini link nya:


video yang bercerita betapa setianya sebatang pohon apel pada seorang bocah, dan diibaratkan pohon apel itu adalah orangtua kita dan bocah itu adalah kita. Beberapa anak sudah mulai meninggalkan cemilannya.

Video berikutnya adalah tentang seorang anak yang malu akan keadaan orangtuanya, yang sampai akhirnya Ia menyesal dengan perlakuannya ketika ibunya sudah meninggal dunia. ini linknya:


Dilanjutkan video tentang seorang ayah yang memberikan pesan kepada anaknya bahwa Ia akan selalu ada di rumah walaupun tidak bertemu, karena ayahnya telah tiada. Ini linknya:


Yang terakhir adalah video tentang bagaimana perasaan ayah dan ibu tentang anak mereka. Yang mungkin tidak terucap langsung oleh ayah dan ibu  kepada kita. Ini linknya:


......... (writelesssssssss)

Hampir semua siswa yang ada di kelas menangis bahkan ada yang tersedu-sedu, baik akhwat maupun ikhwan. Hanya beberapa ikhwan yang tidak terlihat menitikan air mata, tapi saya yakin hati dan pikirannya bergejolak.

Sering orang bilang lebih seru ngumpul bareng temen, ngobrol bareng temen, curhatnya sama temen, giliran yang ga enak baru deh dateng ke keluarga...(semoga gak gitu yah...). Keluarga bahkan orangtua juga bisa kok diajak ngobrol yang asik-asik, bisa juga dicurhatin segunung curhatan kita. a-pa-pun. Orangtua dan keluarga insya Allah bakal berusaha sebaik mungkin jadi apa yang kita butuhkan. Kita hanya perlu meluangkan waktu untuk melakukannya. :)

Setelah selesai nonton (dan terpotong ikhwan yang shalat jum'at dulu), kami bersama-sama membuat tulisan tentang betapa kami menyayangi orangtua dan keluarga kami. Ini hasilnya... :)






Sebenarnya dengan penayangan video-video ini untuk mengingatkan saya sendiri betapa besarnya pengorbanan dan kasih sayang orangtua saya kepada saya. Dan begitu kecilnya apa yang telah saya berikan untuk mereka. Semoga anak-anak bisa ikut merasakan manfaat dari pertemuan kewalikelasan ini dan semoga kami bisa lebih memuliakan orangtua kami. "Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghiran" Aamiin. :')